fbpx
Darmawan Aji Productivity Coach & NLP Enthusiast. Penulis 4 buku laris: Hypnowriting, Hypnoselling, Life by Design, Productivity Hack. Gandrung membaca, menulis dan berlatih silat tradisional. Tinggal di kaki Gunung Manglayang kota Bandung.

Belajar dari Agate

1 min read

Kemarin saya menghadiri gathering para associate consultant-nya Freshmind Consulting. Lokasinya di salah satu villa di Bandung Utara. Gathering sederhana ini dihadiri oleh sekitar 20-an orang. Menariknya, meskipun sederhana ada banyak insight yang saya dapatkan di gathering tersebut. Mengapa? Karena ada sesi sharing yang diisi oleh orang-orang hebat dan keren. Salah satunya adalah sesi sharing dari Shieny Aprilia. Dia adalah salah satu founder dari Agate Studio. Agate Studio ini sebuah perusahaan pembuat game yang telah memproduksi lebih dari 200 game. Salah satu game buatan Agate yang cukup terkenal adalah Football Saga.

Agate ini dimulai oleh tim 18 orang dan kini mereka sudah memiliki tim 150 orang! Apa yang membuat Agate bisa sesukses ini? Dari paparan Shieny saya mendapat sebuah insight yang menarik. Agate adalah sebuah perusahaan yang berbasis misi. Misi Agate sangat jelas dan menarik orang-orang yang memiliki misi yang sama. Apa misinya?

Pro-actively contributes in establishing world’s happiness. – Secara proaktif berkontribusi membangun kebahagiaan dunia!

Wow, sebuah misi mulia “hanya” bagi sebuah perusahaan pembuat game bukan?

Ya, mereka membuat game untuk membuat dunia lebih bahagia. Mengutip dari Tony Hsieh (CEO Zappos), Shieny mengatakan bahwa ada tiga level kebahagiaan.

Pertama, Pleasure (kenikmatan).

Ini adalah kebahagiaan yang didapatkan dari gratifikasi instan. Bermain game hiburan misalnya, akan menghasilkan hormon endorphin dalam tubuh kita. Endorphin ini akan menciptakan rasa bahagia, sebuah “kenikmatan instan.” Dalam konteks bisnis, mendapatkan profit adalah bagian dari pleasure ini.

Kedua, Passion (gairah).

Pleasure bersifat sementara, untuk bertahan di dalam pekerjaan misalnya – kita tidak bisa hanya mengandalkan pleasure. Kita perlu naik level ke kebahagiaan berikutnya: passion. Passion ditandai dengan flow & engagement – sebuah kondisi saat kita larut dalam sebuah aktivitas. Hingga kita lupa waktu, asyik dengan apa yang kita kerjakan. Kita benar-benar masuk “in the zone” sehingga kita melakukan aktivitas tersebut secara totalitas. Seluruh potensi kita seakan-akan tergunakan.

Ketiga, Purpose (tujuan yang lebih tinggi; misi).

Kebahagiaan puncak adalah ketika kita bekerja untuk menemukan dan mewujudkan purpose kita. Ketika kita mampu memaknai apa yang kita kerjakan dengan makna yang lebih dalam. Ketika kita melakukan sesuatu untuk melayani tujuan yang lebih tinggi, tujuan yang lebih besar dari diri kita sendiri. Ketika kita merasa terhubung dengan sesuatu yang lebih besar dan kuat dibandingkan diri kita.

Lalu, apa hubungan ketiga level kebahagiaan ini dengan Agate dan produknya? Menarik, karena Agate tidak hanya berhenti membuat entertainment game – game di level pleasure. Mereka juga membuat game untuk memicu kebahagiaan di level passion. Mereka menamakannya Serious Game. Prinsipnya adalah menciptakan gamification untuk pembelajaran dan tugas-tugas yang bersifat prosedural (dan membosankan). Ke depan, mereka pun akan meng-create game untuk memicu kebahagiaan di level Purpose.

Dari kacamata Start with Why-nya Simon Sinek, saya melihat Agate mengenali Why-nya (next time saya buatkan artikel khusis mengenail hal ini insyaa Allah). Mereka pun memahami How-nya. Tak heran, bila What-nya, produk yang mereka ciptakan mencerminkan misi/purpose/why mereka. Inilah (in my opinion) salah satu alasan yang membuat Agate mampu tumbuh besar, dan saya yakin mereka akan semakin besar di masa depan.

Pertanyaannya: bagaimana dengan bisnis kita? Sudahkah bisnis kita berbasis misi yang jelas? Sudahkah kita membangun bisnis untuk melayani purpose – tujuan yang lebih tinggi? Atau bisnis kita hanya fokus di pleasure saat mendapat profit saja?

 

 

P.S: Oya, Agate baru merilis game anak sholeh di Android, sudah download? Jika belum silakan klik di tautan ini.

Darmawan Aji Productivity Coach & NLP Enthusiast. Penulis 4 buku laris: Hypnowriting, Hypnoselling, Life by Design, Productivity Hack. Gandrung membaca, menulis dan berlatih silat tradisional. Tinggal di kaki Gunung Manglayang kota Bandung.

Mengenal Self-Coaching

Darmawan Aji
1 min read

Empat Keyakinan Seorang Coach Pro

Saya sempat membaca di blognya ICF, ada dua cara berpikir yang membedakan antara coach pemula dengan coach yang sudah pro. Perbedaan cara berpikir inilah...
Darmawan Aji
2 min read

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *